8 Penyebab Utama Penyumbatan Pembuluh Darah Jantung
Mengetahui penyebab penyumbatan pembuluh darah jantung sangat penting untuk mencegah komplikasi serius terhadap jantung.
Penyumbatan pembuluh darah jantung terjadi ketika aliran darah menuju otot jantung terhambat akibat penumpukan plak di dinding arteri koroner. Plak ini terbentuk dri kombinasi lemak, kolestrol, kalsium, dan zat-zat lain yang ada didalam darah.
Seiring waktu, penumpukan tersebut bisa mengeras dan mempersempit pembuluh darah serta mengurangi pasokan oksigen dan nutrisi ke jantung. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan serangan jantung yang mengancam nyawa.
Karena itu, mengetahui penyebab penyumbatan pembuluh darah jantung sangat penting untuk mencegah komplikasi serius pada jantung. Berikut ini beberapa penyebab utama penyumbatan pembuluh darah jantung.
1. Kebiasaan Merokok
Merokok sangat berbahaya bagi kesehatan jantung karena merusak dinding pembuluh darah dan mempercepat penumpukan plak. Dilansir dari Mayo Clinic, zat beracun dari rokok seperti nikotin dan karbon monoksida mempersempit arteri dan meningkatkan tekanan darah. Orang yang merokok memiliki risiko penyakit jantung lebih tinggi dari jika dibandingkan dengan yang tidak merokok. Bahkan, paparan asap rokok bagi perokok pasif juga menigkatkan risiko gangguan jantung.
2. Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan arteri menjadi keras dan tebal. Kondisi ini disebut aterosklerosis yang merupakan faktor utama penyumbatan pembuluh darah jantung. Ketika aliran darah ke jantung terganggu, risiko serangan jantung akan meningkat. Menjaga tekana darah tetap stabil sangat penting untuk mencegah kerusakan jantung.
3. Kolestrol
Kadar kolestrol jahat atau LDL yang tinggi dalam darah bisa memicu penumpukan plak di dinding arteri. Penumpukan ini menyebabkan aterosklerosis, yaitu pengerasan dan penyempitan pembuluh darah. Di sisi lain, kadar kolestrol baik atau HDL yang juga meningkatkan risiko kondisi tersebut. Keseimbangan antara LDL dan HDL sangat penting untuk menjaga kelancaran aliran darah ke jantung.
4. Kurang Aktifitas Fisik
Minimnya aktifitas fisik berdampak negatif terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah. Kurang berolahraga dikaitkan dengan meningkatnya risiko penyakit arteri koroner. Kondisi ini juga memicu faktor risiko lain seperti obesitas, tekanan darah tinggi, dan kadar kolestrol yang tidak sehat. Rutin bergerak membantu menjaga fungsi jantung tetap optimal.
5. Stres Berlebihan
Tekanan emosional yang berlebihan dapat mempengaruhhi kesehatan jantung secara langsung. Stres kronis mempercepat kerusakan dinding arteri dan memperburuk kondisi tekanan darah serat kolestrol. Dalam jangka panjang, stres dapat memicu munculnya gejala penyakit arteri koroner. Karena itu, menjaga kesehatan menta juga menjadi bagian penting dari pencegahan penyakit jantung.
6. Diabetes
Diabetes menyebabkan kadar gula dalam darah tetap tinggi secara kronis. British Heart Foundation (BHF) menjelaskan gula darah yang berlebihan dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah, termasuk arteri jantung. Kerusakan ini memicu pembentukan plak dan penyumbatan aliran darah di jantung. Akibatnya, penderita diabetes memiliki risiko lebih besar terkena penyakit jantung.
7. Kelebihan Berat Badan atau Obesitas
Kelebihan berat badan memberi tekanan tambahan pada tubuh, termasuk sistem perederan darah. Kondisi ini sering disertai dengan tekanan darah tinggi, kolestrol tinggi, dan diabetes semua faktor tersebut berkontribusi pada kerusakan pembuluh darah jantung. Menjaga berat badan ideal penting untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
8. Genetik
Dikutip dari Cleveland Clinic, sebagai faktor penyebab penyakit arteri koroner atau penyumbatan pembuluh darah jantung bersifat genetik. Riwayat keluarga memang dapat meningkatkan resiko terhadap kondisi ini. Namun sebagian besar faktor risiko lainnya tidak berkaitan dengan faktor keturunan. Gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari memiliki perngaruh besar terhadap kemungkinan seseorang mengalami penyakit ini.
Berbagai faktor risiko pembuluh darah jantung dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup dan pemantauan kesehatan secara rutin. Mengenali penyebab serta gejala sejak dini menjadi langkah penting untuk menurunkan risiko komplikasi serius.
Pencegahan lebih efektif dilakukan dibandingkan pengobatan saat kondisi sudah parah. Menjaga pola hidup sehat dan mengelola faktor risiko secara konsisten sangat penting untuk mendukung kesehatan jantung dalam jangka panjang.