Waspadai 4 Jenis Batuk yang Sering Muncul di Musim Kemarau Basah

Kenali jenis-jenis batuk yang rentan terjadi saat musim kemarau basah.

Indonesia tengah menghadapi fenomena kemarau basah, yakni kondisi cuaca yang tidak biasa karena tingginya curah hujan meskipun musim kemarau telah datang.

Ahli meteorlogi dari IPB University , Sonni Setiawan, mengatakan bahwa kemarau basah ini tidak hanya disebabkan oleh pola monsun dan anomali iklim global, namun juga dipengaruhi oleh aktivitas matahari, utamanya keberadaan bintik matahari atau sunspot.

“Secara ilmiah, istilah musim didefenisikan berdasarkan posisi semua matahari relatif terhadap pengamat dipermukaan bumi. Ketika matahari berada diselatan khatulistiwa atau belahan bumi bagian selatan (BBS), wilayah selatan bumi mendapat pemanasan akibat radiasi matahari yang lebih intens,” kata dia melalui ketergan tertulis, pada rabu, 11 Juni 2025.

Kondisi cuaca tersebut menyebabkan banyak orang rawan terjangkit penyakit yang umum ditemui saat musim pancaroba. Salah satu penyakit yang banyak dialami adalah batuk.

Menurut Heatlhline, batuk terjadi karena adanya iritasi terhadap tenggorokan atau pada saluran napas. Saat batuk, sistem saraf akan mengirimkan pesan kepada batang otak. Kemudian, batang otak akan bereaksi dengan memberi tahu otot-otot didaerah dada, perut, dan juga leher untuk berkontraksi dengan mengeluarkan semburan diudara untuk menghasilkan batuk.

Walaupun sekilas sama, batuk memiliki banyak jenis. Berikut jenis-jenis batuk yang biasa menjangkit usai pergantian musim yang tidak menentu.

1. Batuk Kering

Batuk kering merupakan batuk yang tidak mengeluarkan lendir. Penderita batuk kering biasanya akan merasakan tergelitik di area tenggorokan atas rasa gatal. Rasa ini akan memicu reflek tubuh untuk batuk dan menyebabkan batuk berdahak.

Batuk kering biasanya sulit dikendalikan dan berpotensi menjadi batuk yang bekepanjangan. Batuk kering biasanya terjadi saat tubuh mengalami peradangan atau iritasi pada saluran pernapasan. Batuk tersebut biasanya dapat bertahan selama beberapa minggu atau hingga peradangan tersebut sembuh.

2. Batuk Basah

Batuk basah merupakan jenis batuk yang bereaksi akibat lendir di dalam paru-paru. Saat mengalami batuk basah, penderita akan merasa seperti ada sesuatu yang menetes ke tenggorokan. Penyakit tersebut dikenal dengan batuk basah karena terdapat kelembapan ketika lendir keluar dari sistem pernapasan.

Durasi batuk basah dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui penyakit yang sedang dialami penderita. Batuk basah akut dapat berlangsung lebih dari delapan minggu orang dewasa.

3. Batuk Paroksimal

Batuk paroksimal merupakan jenis batuk yang ditandai dengan batuk berulang dan tidak terkendali. Batuk paroksimal biasanya terasa melelahkan dan menyakitkan karena orang-orang yang mengidap batuk ini biasanya akan kesulitan bernapas hingga muntah-muntah.

Dilansir dari NORD, Batuk paroksimal biasanya terjadi akibat infeksi bakteri Bordetella Pertussis. Batuk ini biasanya ditandai dengan suara “rejan” yang khas saat menarik napas. Batuk paroksimal merupakan penyakit menular melalui droplet individu yang terinfeksi di udara bebas yang biasanya berlangsung dari 6 hingga 10 minggu.

4. Batuk Croup

Dikutip dari Healthline, batuk croup adalah jenis batuk yang umum diderita oleh balita. Batuk tersebut menyebabkan saluran napas membengkak dan menjadi iritasi sehingga membuat anak-anak kesulitan bernapas.

Ciri khas dari batuk croup adalah suara mirip gonggongan yang mirip dengan anjing laut. Batuk tersebut juga menyebabkan pembengkakan disekitar kotak suara yang menyebabkan suara napas berubah menjadi serak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *