75 Tahun Sejak Transplantasi Ginjal Pertama, Ini 8 Cara Jaga Ginjal Tetap Sehat
Selain rutin menjaga asupan cairan, berikut beberapa tips menjaga ginjal agar tetap sehat.
Ginjal merupakan organ dalam tubuh yang kompleks. Ukurannya sekepalan tangan yang terletak dibawah tulang rusuk dan berada di kedua sisi tulang belakang. Organ ini bekerja tanpa henti untuk menjaga keseimbangan tubuh.
Kemarin genap 75 tahun seorang dokter di Amerika Serikat sukses melakukan transplantasi ginjal pertama di dunia.
Menjaga ginjal sehat bukan hanya sekedar minum air putih. Tetapi ada banyak faktor juga yang bisa membantu fungsi vital organ tersebut.
Fungsi Ginjal
Fungsi ginjal yang utama yaitu menyaring darah dari zat-zat sisa metabolisme, racun, dan juga cairan yang berlebihan. Zat-zat yang tidak lagi dibutuhkan tubuh ini akan mengalirkannya menjadi kandung kemih untuk dikeluarkan melalui urin.
Diambil dari laman Healthline, bukan hanya sebagai alat penyaring, ginjal juga memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan kimia tubuh. Organ ini juga bertanggung jawab dalam mengatur kadar natrium,kalium, dan juga pH darah, serta memastikan tekanan darah tetap stabil. Ginjal juga memproduksi hormon yang berfungsi merangsang pembentukan sel darah merah di sumsum tulang, serta mengaktifkan bentuk vitamin D agar tubuh dapat menyerap kalsium dengan baik untuk kesehatan tulang dan juga fungsi otot.
Fungsi-fungsi otot penting ini menjadikan ginjal sebagai penjaga utama kestabilan sistem tubuh. Gangguan pada organ ini tidak hanya memicu kompilikasi serius seperti anemia, gangguan tulang, hingga masalah jantung dan juga pembuluh darah. Karena itu, menjaga kesehatan ginjal melalui pola hidup sehat bukanlah pilihan, melainkan keharusan.
Cara Menjaga Kesehatan Ginjal
Dinukil dari laman Heathline, World Kidney Day, dan juga Mid America Transplant, berikut langkah menjaga ginjal agar tetap sehat.
1. Tetap Aktif dan Bergerak
Olahraga bukan hanya untuk menjaga bentuk tubuh, tetapi juga penting untuk kesehatan ginjal. Aktifitas fisik membantu menurunkan tekanan darah dan resiko penyakit ginjal kronis. Dengan melakukan aktifitas fisik membantu melancarkan sirkulasi darah, mengontrol tekanan darah dan kadar gula, serta membuang zat-zat sisa melalui ginjal. Kebugaran jantung yang baik juga mendukung fungsi ginjal secara tidak langsung. Olahraga ringan seperti jalan kaki, bersepeda, berlari, hingga menari dapat menjadi pilihan yang menyenangkan dan menyehatkan bagi tubuh.
2. Menjaga Berat Badan dan Pola Makan Yang Seimbang
Pola makan seimbang dapat mencegah berbagai penyakit pemicu kerusakan ginjal, seperti diabetes dan penyakit jantung. Batasi konsumsi garam maksimal 5-6 gram perhari atau sekitar satu sendok teh, termasuk dari makanan olahan dan restoran. Alangka baiknya jika memasak sendiri dengan bahan segar seperti daging dan makanan olahan lainnya agar asupan garam lebih terkontrol. Hindari juga makanan yang berlemak tinggi karena dapat memicu tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi yang menjadi dau penyebab utama kerusakan ginjal. Pilihlah makanan segar rendah garam seperti brokoli, bluberry, ikan , biji-bijian utuh, protein tanpa lemak, serta sayur dan buah buah-buahan.
3. Cek dan Kendalikan Gula Darah
Penderita diabetes berisiko mengalami kerusukan ginjal. Ketika sel tubuh tak dapat menggunakan glukosa dengan efektif, ginjal harus bekerja ekstra keras untuk menyaring darah. Dalam jangka panjang, ini bisa menimbulkan kerusakan serius.
Namun juga, Dengan menjaga kadar gula darah tetap stabil, risiko ini dapat ditekan. Lakukan pemeriksaan rutin, terutama bagi yang berusia diatas 40 tahun. Kontrol yang baik dapat mencegah atau memperlambat kerusakan ginjal. Bahkan, jika kerusakan terdekteksi sejak dini, dokter masih bisa mengambil langka pencegahan lebih lanjut.
4. Awasi Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi bisa memicu kerusakan ginjal, apalagi jika disertai kondisi lain seperti diabetes atau kolestrol tinggi. Angka ideal kanan darah adalah 120/80 mmHg, sementara tekanan darah tinggi mulai terdekteksi diatas 150/90 mmHg. Adapun beberapa pedoman terbaru, termasuk dari American Heart Association, menyarankan pengobatan sejak angka 130/80 mmHg.
5. Minum Cukup Cairan
Asupan cairan yang memadai membantu membuang natrium dan racun, mecegah batu ginjal, dan mendukung fungsi pengaturan tekanan darah serta keseimbangan elektrolit oleh ginjal, serta mencegah penyakit ginjal kronis.
Asupan cairan ideal tergantung aktifitas dan kondisi tubuh, namun umunya 8 gelas atau antara 1,5 hingga 2 liter perhari. Kebutuhan cairan juga dipengaruhi oleh cuaca panas, aktifitas fisik tinggi, serta kehamilan atau menyusui. Bagi mereka yang pernah mengalami batu ginjal, disarankan minum lebih banyak cairan. Konsultasikan denan dokter jika memiliki masalah ginjal atau jantung unutk mengetahui takaran yang tepat dan pas.
6. Hindari Merokok
Rokok menghambat aliran darah keginjaldan menurunkan fungsinya serta meningkatkan risiko jangka panjang. seperti risiko kanker ginjal berkerja terlalu keras. Perokok lebih mungkin membutuhkan dialisis atau transplantasi. Dengan menghentikan kebiasaan merokok akan menurunkan risiko tersebut, meski butuh waktu bertahun-tahun untuk kembali menjadi setara dnegan orang yang tidak pernah merokok.
7. Batasi Konsumsi Obat Pereda Nyeri yang Terjual Bebas
Penggunaan rutin obat antiinflamasi non-steroid (NSAID) seperti ibuprotein dan naproxen bisa merusak ginjal, apalagi jika dikonsumsi secara rutin untuk mengatasi nyeri kronis. Menurut National Kidney Foundation, obat ini sebaiknya tak digunakan lebih dari 10 hari berturut-turut untuk nyeri, atau lebih dari 3 hari untuk demam. Bagi yang memiliki gangguan ginjal, bahkan beberapa dosis saja bisa berbahaya. Konsultasikan kepada dokter atau apoteker untuk alternatif yang lebih aman.
8. Periksa Fungsi Ginjal Bila Beresiko Tinggi
Orang dengan resiko tinggi, seperti berusia diatas 60 tahun, lahir dengan berat badan rendah, memiliki penyakit jantung, penderita diabetes atau hipertensi, orang dengan obesitas, memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ginjal sebaiknya menjalani pemeriksaan lewat tes darah dan urine secara berkala dapat mendeteksi kerukasan lebih dini dan membantu memperlambat perkembangan penyakit dan mencegah kondisi parah.