Lupus Tak Boleh Diremehkan: Kenali Tanda-Tandanya Sekarang Juga
Dr. Anna Ariane, SpPD, K-R, dokter spesialis penyakit dalam konsultan reumatologi, mengingatkan masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke dokter bila mengalami setidaknya empat gejala yang mengarah ke lupus, penyakit autoimun yang sering tak terdeteksi.
Hal ini bertujuan agar diagnosis dapat ditegakkan lebih awal dan mendapatkan penanganan dapat segera sebelum penyakit tersebut berkembang lebih parah.
Jika seseorang mengalami empat dari gejala lupus, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Tujuannya agar penyakit dapat terdeteksi lebih awal, sebelum kondisinya memburuk, misalnya sudah mengalami komplikasi seperti gagal ginjal saat tiba di rumah sakit.
Lupus adalah penyakit autoimun kronis yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang justru menyerang jaringan dan organ tubuhnya sendiri. Padahal, seharusnya sistem imun berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi atau benda asing yang berbahaya. Dalam kasus lupus, sistem imun menjadi “bingung” dan menganggap sel-sel tubuh yang sehat sebagai ancaman.
Penyakit ini dikenal sebagai “penyakit seribu wajah” dikarenakan gejalanya beragam dan kerap menyerupai penyakit lain.
Gejala Yang Sangat Perlu Diwaspadai
Anna, yang juga menangani pasien di RS Cipto Mangunkusumo, menyampaikan bahwa penderita lupus umumnya menunjukkan sejumlah gejala khas yang bisa dikenali sejak dini. Beberapa di antaranya termasuk demam tinggi di atas 38 derajat Celsius tanpa penyebab yang jelas, rasa lelah yang tidak wajar, kulit yang sangat sensitif terhadap sinar matahari, serta ruam kemerahan berbentuk seperti kupu-kupu yang melintang dari hidung ke pipi.
Gejala lain yang sering dialami oleh penderita lupus meliputi munculnya ruam di kulit, nyeri dada terutama saat menarik napas panjang atau saat berbaring, serta nyeri dan pembengkakan pada sendi. Beberapa pasien juga mengalami perubahan warna pada ujung jari tangan dan kaki—menjadi pucat atau kebiruan saat terkena udara dingin—rambut rontok, sariawan di langit-langit mulut, hingga kejang-kejang pada kondisi tertentu.
Berdasarkan studi yang dilakukan di RSCM, keluhan paling sering dialami oleh pasien lupus adalah arthritis—yakni nyeri atau radang pada sendi—yang tercatat mencapai 84%. Anna menegaskan bahwa deteksi dini sangat penting, dan peran dokter dalam menegakkan diagnosis secara tepat tidak bisa diabaikan. Menurutnya, proses diagnosis lupus harus mencakup pemeriksaan fisik menyeluruh, penelusuran riwayat keluhan pasien, serta didukung oleh hasil uji laboratorium.
Diagnosis lupus idealnya dilakukan oleh dokter yang memiliki pengalaman dalam menangani kasus lupus, karena proses identifikasinya memerlukan keahlian khusus. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap gejala awal lupus melalui edukasi, diharapkan pasien dapat segera mencari pertolongan medis, sehingga penanganan bisa dilakukan lebih cepat dan risiko komplikasi berat seperti kerusakan organ dapat dicegah.